Geser Ke Bawah untuk baca artikel
Hukum dan Kriminal

Buntut Kejelasan Uang Pembebasan Lahan, Warga Kawatuna Palu Kembali Blokir Akses Jalur Ke TPA

35
×

Buntut Kejelasan Uang Pembebasan Lahan, Warga Kawatuna Palu Kembali Blokir Akses Jalur Ke TPA

Sebarkan artikel ini

POTRET SULTENG-Warga Kelurahan Kawatuna, Kota Palu, Sulteng, kembali memblokir jalur ke pembuangan sampah atau tempat pembuangan akhir (TPA).

Warga yang berada di lokasi TPA itu sudah kedua kalinya menutup akses jalan tersebut. Keputusan itu diambil lantaran uang pembebasan lahan yang dijanjikan Pemkot Palu meleset.

“Sampai hari ini (Senin 17 April 2023), sudah empat hari kami tutup jalan ke TPA. Ini penutupan yang kedua kalinya. Saat pertama kali kami tutup, Pemkot Palu datang melakukan negosiasi. Kami akhirnya buka, “ujar salah seorang warga Kawatuna, Ger Muller, di lokasi penutupan jalan.

Akan tetapi, hingga TW 1 berakhir, ternyata mata anggaran pembebasan lahan tidak ada dalam APBD Palu TA 2023. Pemilik lahan juga diundang sudah diundang Pemkot Palu melalui Dinas Lingkungan Hidup.

Karena tidak jelas, warga memutuskan untuk menutup jalan akses ke TPA. Penutupan pertama dilakukan sekitar akhir Maret. Kadis DLH Palu Arif Lamakarate langsung datang ke lokasi untuk bernegoisasi.

“Kadis DLH tanya kami, apa maunya kami? Kami jawab bayar uang tanah kami. Ganti rugi lahan totalnya Rp10 miliar. Bayar dulu Rp 5 miliar. Pak Kadis pun oke, ia akan sampaikan ke Walikota Hadianto Rasyid, ” kata Muller.

Pada tanggal 1 April 2023, warga pemilik lahan diundang Walikota ke rujab. Disepakati, Walikota sanggupi beri panjar dulu Rp3 miliar. Warga sepakat. Namun Walikota minta waktu 10 hari ke depan untuk membayarnya.

Namun, yang terealisasi justru hanya Rp1 miliar. Sementara pemilik lahan berjumlah 26 orang. Ada sekitar 9 orang lagi sama sekali tidak dapat.

“Terpaksa kami tutup lagi jalan ke TPA. Kami tidak terima dibikin begini. Warga sudah cukup memberi toleransi ke Pemkot,” tegas Muller.

Bila Pemkot Palu berkeinginan agar jalan akses ke TPA dibuka warga, bayarkan lagi Rp2 miliar. Walikota Hadianto sudah janjikan kepada pemilik lahan.

“Janjinya kan uang panjar Rp3 miliar. Tapi kepada hanya Rp1 miliar dikasih. Kami kecewa dengan Walikota Palu. Tidak komitmen. Pemimpin itu dipegang bicaranya, ” kritik Muller.

Karena jalan akses ke TPA Kawatuna masih diblokir, mobil-mobil pengangkut sampah terpaksa balik arah jika ada yang ke arah Kawatuna. Untuk sementara tidak bisa dulu angkut sampah ke TPA.

“Kami bicara baik-baik dengan sopir mobil sampah. Ada masalah ini. Kita saling mengerti,” jelas Muller.

Tinggalkan Balasan