Geser Ke Bawah untuk baca artikel
Sosial Budaya

Yayasan Ekonesia Desak Pemda Touna Mulai Berbenah dan Ubah Cara Pandang Terhadap Bencana

76
×

Yayasan Ekonesia Desak Pemda Touna Mulai Berbenah dan Ubah Cara Pandang Terhadap Bencana

Sebarkan artikel ini
Rumah warga yang terdampak banjir bandang di Kabupaten Tojo Una-Una.

POTRET SULTENG-Yayasan Ekologi Nusantara Lestari (EKONESIA) mendesak kiranya Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una (Touna) mulai berbenah dan mengubah cara pandang terhadap bencana.

Sebelumnya, sejumlah desa di Kabupaten Tojo Unauna (Touna), Sulawesi Tengah (Sulteng) diterjang banjir pada Minggu (21/1/2024).

Sebanyak empat desa dilanda banjir yakni Desa Mawomba Kecamatan Tojo Barat, serta Desa Tayawa, Bahari, dan Lemoro Kecamatan Tojo.

Direktur Ekonesia Azmi Sirajuddin mengatakan, bencana tidak boleh dipandang sebagai suatu akibat ancaman alam semata seperti gempa bumi, gunung meletus, tanah longsor, banjir maupun banjir bandang, ataupun kebakaran hutan dan lahan.

“Namun bencana harus dilihat sebagai akumulasi dari lemahnya kapasitas pemerintah, masyarakat serta para pihak lainnya dibandingkan dengan tingkat ancaman dan tingkat kerentanan yang tinggi,” ujarnya, Rabu, (24/1/2024).

Azmi memberikan contoh, seperti kurangnya sistem peringatan dini (early warning system) di beberapa titik sungai yang memiliki riwayat banjir atau berpotensi banjir yang dapat dipantau oleh semua orang.

“Sehingga akan memudahkan kita untuk memutuskan tindakan yang mesti dilakukan ketika curah hujan ekstrim. Hal ini terutama dibutuhkan oleh warga yang bermukim tidak jauh dari bantaran sungai,” jelasnya.

Dia mengatakan, jika pada sistem peringatan dini saja buruk, maka tindakan lainnya juga pasti akan buruk dalam menghadapi bencana.

“Sistem peringatan dini banjir yang sama sekali tidak berjalan jika melihat peristiwa banjir kemarin,” ungkapnya.

Oleh karena itu, EKONESIA mendorong Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una untuk berkolaborasi dengan para pihak lainnya terutama komponen Pentahelix bencana, untuk bersama-sama membangun sistem peringatan dini yang terkelola dengan baik di daerah itu.

“Dengan menggabungkan kearifan lokal dan sains tehnologi, sistem peringatan dini akan meniadi lebih adaptif dengan karakteristik bencana setempat,” terangnya.

Selain itu, EKONESIA juga menghimbau kiranya Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una meninjau kembali dokumen-dokumen seperti Kajian Risiko Bencana, Rencana Kontinjensi dan Pengurangan Risiko Bencana, termasuk menggerakan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) setempat jika memang sudah terbentuk sebelumnya.

“Mengingat bahwa kejadian banjir bandang wilayah Tojo Barat dan Tojo hanya berselang dua hari dari gempa bumi di Kecamatan Ulubongka yang terjadi pada hari Jumat tanggal 19 Januari 2024,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan