POTRET SULTENG-Tekat Kasman Lassa menuju DPRD Donggala dari Dapil I Banawa-Banawa Tengah rupanya membuat banyak publik merespon.
Salah satunya datang dari aktivis pemuda Donggala, Moh. Fhadel yang menilai kepergian Bupati dua periode itu merupakan suatu penghianat amanah masyarakat.
Pasalnya, kepergian Kasman Lassa dari kursi kepemimpinannya itu malah meninggalkan sejumlah masalah di Kabupaten Donggala.
Seperti, kata Fhadel, angka kemiskinan berdasarkan hasil survei sosial ekonomi nasional (Susenas) yang dikeluarkan BPS tahun 2022 di Kabupaten Donggala.
Bahkan, dari 12 kabupaten dan 1 kota di Sulteng, Donggala paling tertinggi angka kemiskinannya mencapai 16,30% atau 50.220 jiwa dari total penduduk.
Kemudian, Kabupaten Donggala menempati urutan pertama dengan jumlah kasus bayi yang mengalami stunting atau kekerdilan terbanyak di Provinsi Sulawesi Tengah.
“Dari total 25 ribu kasus stunting yang dilaporkan pada tahun 2021, Donggala berada di urutan pertama dengan presentase 26,2 persen,” ujar Pemuda Desa Taripa, Kecamatan Sindue, Donggala, Selasa (11/7/2023).
Selanjutnya, pengadaan Teknologi Tepat Guna (TTG) dan website desa tahun anggaran 2020 di Donggala diduga bermasalah, diketahui setiap Desa diminta untuk mengeluarkan Anggaran Rp50 juta untuk keperluan TTG melalui pihak ketiga.
Namun fakta di lapangan tidak sesuai harapan dan bahkan DPRD sebelumnya telah menemukan dugaan kerugian negara sekitar Rp4 Miliar.
Ditengah kondisi masalah yang dihadapi, Bupati Donggala, kata Fhadel dengan sesuka hatinya mengugurkan tanggungjawabnya.
“Seperti lirik lagu kau datang dan pergi sesuka hatimu dan meninggal sejuta kenangan masalah di Donggala. Artinya, bisa dilihat dia (Bupati) tidak amanah,” pungkasnya.
Seperti diketahui, surat pengunduran diri Bupati Kasman Lassa telah diterima oleh Ketua DPRD Donggala.
Surat pengunduran diri bernomor 800/0538/Bag.Umum/2023 tersebut ditembuskan kepada Mendagri dan Biro Pemerintahan Setda Provinsi Sulawesi Tengah.
