Geser Ke Bawah untuk baca artikel
Pendidikan

Ketua PWNU Sulteng Prof Lukman: Dalam Mainkan Peran Semua Lini Pengabdian, PMII Harus Pahami Pandangan Dunia

41
×

Ketua PWNU Sulteng Prof Lukman: Dalam Mainkan Peran Semua Lini Pengabdian, PMII Harus Pahami Pandangan Dunia

Sebarkan artikel ini

POTRET SULTENG-Ketua PWNU Sulawesi Tengah, Prof. Dr. KH. Lukman S. Tahir M.A mengatakan, untuk memainkan orkestra di semua lini pengabdian seperti di perguruan tinggi, birokrasi, bisnis, dan profesi lainnya diperlukan desain bersama oleh kader PMII.

“Banyaknya SDM yang dimiliki kader PMII, maka perlu adanya suatu desain yang menjadi sesuatu kekuatan kebangsaan dalam memimpin nusantara,” ujarnya dalam peringati hari lahir PMII ke-63 tahun, di Aula Asrama Haji Sulteng, dilansir Rabu (19/4/2023).

Tapi, kata Prof Lukman, jika orkestra tidak memiliki pandangan dunia dan arah tujuannya, tentu akan bermasalah.

Namun Prof Lukmam tak menjelaskan seperti apa pandangannya untuk menentukan orkestra tersebut. Ia hanya menyebut ada perubahan yang terjadi di dunia saat ini.

“Yaitu peta politik dunia yang terbagi menjadi dua bagian yaitu tata politik dunia dan identitas agama, artinya ini bisa menjadi bingkai dari orkestra,” ujarnya.

Sebab, menurutnya dahulu identitas agama memiliki peran penting dalam membangun negara.

Prof Lukman memberikan contoh beberapa negara seperti Jerman, Inggris, Belanda yang masing-masing memiliki identitas agamanya.

“Kalau dulu berbicara tentang perang, masih perang agama karena negara identitasnya agama,” jelasnya.

Meskipun seperti itu, Prof Lukman menyampaikan sebelum menjadi Indonesia, negara kita tercatat memiliki sejumlah nama. Diantaranya yang paling terkenal adalah nama Nusantara.

“Jadi Nusantara telah melaksanakan ada sebuah kerajaan yang dimana terbagi menjadi beberapa identitas agama dan kemudian memberikan kebebasan beragama,” jelasnya.

Atas hal itu, menurutnya perubahan tata politik dunia dan negara yang menjadikan agama sebagai identitas itu telah berubah pasca perang dunia pertama.

“Kalau ada organisasi-organisasi yang ingin mengembalikan kondisi itu lagi akan bermasalah,” bebernya.

Tinggalkan Balasan