Ilustrasi. (Ist)
POTRET SULTENG-Tak henti-hentinya Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), Sulawesi Tengah (Sulteng) terus menyuarakan penghentian aktivitas pertambangan yang berada di wilayah Parigi Moutong (Parimo).
Jatam Sulteng menyoroti peristiwa luapan sungai Taopa pada 27 Maret 2023. Insiden itu diduga akibat aktivitas pertambangan yang berada di wilayah Desa Ogotumbu.
“Kami meminta aparat penegah hukum, untuk serius melakukan penindakan terhadap para pelaku penambang yang diduga ilegal tersebut,” tegas Koordinator Jatam, Muhamad Taufik.
Pasalnya, aktivitas pertambangan dinilai hanya menimbulkan kerugian negara. Bahkan berpotensi buruk bagi keberlangsungan ekosistem serta mengancam wilayah pertanian dan perkebunan di Desa Ogotumbu.
“Selain menimbulkan kerugian negara, aktivitas pertambangan ilegal juga hanya berpotensi buruk bagi keberlangsungan ekosistem di wilayah Desa Ogotumbu. Termasuk mengancam wilayah pertanian dan perkebunan yang ada di wilayah Desa Ogotumbu,” jelasnya.
Atas hal itu, Jatam mendesak aparat penegak hukum berani membongkar dan melakukan penindakan terhadap para pemodal, yang diduga terus membiayai aktivitas pertambangan ilegal tersebut.
Karena jika APH tak menindak para sindikat penambangan ilegal tersebut. Maka penindakan yang sudah dilakukan menurut Taufik akan sia-sia.
“Menurut kami, penindakan itu akan sia-sia. Karena pasti akan masih berlangsung karena pemodal tidak ikut dilakukan penindakan,” bebernya.
