Geser Ke Bawah untuk baca artikel
Ekonomi

Produk Lokal Touna Kopi Tanambi Tampil Di Pameran Mobile IP Clinic Kemenkumham

63
×

Produk Lokal Touna Kopi Tanambi Tampil Di Pameran Mobile IP Clinic Kemenkumham

Sebarkan artikel ini
Kopi Tanambi produk lokal Kabupaten Tojo Una-Una
Kopi Tanambi produk lokal Kabupaten Tojo Una-Una.

POTRET SULTENG-Salah satu produk lokal Kabupaten Tojo Una-Una, Kopi Tanambi tampil dalam pameran Mobile IP Clinic Tahun 2023 yang di selenggarakan oleh Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Sulawesi Tengah, di Sriti Convention Hall, Rabu, (14/6/2023).

Tanambi adalaha salah satu nama Sub Desa Nggawia yang terletak di Kecamatan Tojo Barat Kabupaten Tojo Una-una Sulawesi Tengah di dusun Tanambi. Hampir semua masyarakatnya bertani kopi, sehingga mereka memberi nama Kopi Tanambi.

Menurut Owner Kopi Tanambi, Imran proses kopi ini menggunakan teknologi modern, mulai dari pengelolaannya hingga pasca panen.

“Yang berbeda di kopi tanambi, proses pengolahannya dan proses pasca panennya, kalau yang dikopi tanambi suda menggunakan teknologi modern,” ujarnya.

“Sebelumnya ada namaanya kopi Touna dan itu tidak berlangsung lama dan kini di bina kembali, hingga di angkat Kopi Tanambi. Jenis kopinya sama hidup di tempat yang sama di daerah Tojo Barat,” tambahnya.

Imran juga mengatakan ada jenis kopi robusta dengan liberika dan arobika tapi masi sangat terbatas.

“Kalau arobika sendiri kita ada, tapi jumlahnya masi sangat terbatas karena mungkin pengetahuan petani, kita sekarang sementara proses pendampingan dan pemetaan untuk kopi arobika sendiri,” jelas Owner Tanambi itu.

Ia juga mengatakan bahwa produk kopinya sudah mempunyai label halal dan sudah teruji.

“Kita sudah label halal sudah lengkap semua hari ini kita datang selain pameran untuk keperluan pendaftaran merek,” sebut Imran.

Lebih lanjut Imran mengungkapkan kendalanya selama hampir 7 tahun mendampingi petani di Touna.

“Kendalanya satu, petani ini mereka tidak berfikir persoalan kualitas, mereka hanya berpikir persoalan kuantiti,” ujarnya.

“Saya sudah hampir 7 tahun mendampingi petani Alhamdulillah 30% dari petani itu sudah mulai sadar persoalan kualitas, mereka tidak hanya mementingkan kuantiti jadi persoalan perawatan dan pasca panen itu mereka sudah mulai berbenah diri,” sambungnya.

Ia juga berharap pemerintah daerah maupun provinsi, agar memberikan perhatian khusus untuk Petani juga sumber daya alam.

“Harapannya, pemerintah memberikan perhatian khusus untuk sumber daya alam yang ada, misalnya kayak kopi. Untuk mendorong Pemdes setempat membuat indikasi geografisnya, agar supaya kopi yang ada di Sulawesi Tengah ini benar-benar dapat mempunyai indikasi geografis yang jelas,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan