Geser Ke Bawah untuk baca artikel
Hukum dan Kriminal

LSM Jari Indonesia Minta APH Usut Tuntas Dugaan Korupsi Asrama Mahasiswa Morut di Palu Senilai Rp 4,2 M

×

LSM Jari Indonesia Minta APH Usut Tuntas Dugaan Korupsi Asrama Mahasiswa Morut di Palu Senilai Rp 4,2 M

Sebarkan artikel ini

POTRET SULTENG-Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jaringan Advokasi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Indonesia (JARI INDONESIA) meminta aparat penegak hukum (APH) mengusut tuntas dugaan korupsi pembangunan asrama mahasiswa Morowali Utara di Kota Palu.

Proyek pembangunan asrama mahasiswa Morut di Palu yang berasal dari APBD Tahun 2018 ini senilai Rp. 4.230.088.000. Namun hingga saat ini, kasus dugaan korupsi pembangunan tersebut terkesan tidak jelas.

Direktur LSM JARI Indonesia Burhanuddin Hamzah mempertanyakan mengapa kasus ini didiamkan. Dia meminta agar APH harus segera menindaklanjuti kasus tersebut.

Lebih lanjut, Burhanuddin menyebut terdapat oknum mantan napi kasus korupsi berinisial G terlibat dalam korupsi pembangunan tersebut. Oknum tersebut pernah terjerat kasus pengadaan lahan pembangunan rumah dinas DPRD Morut di Kelurahan Bahoue hingga berakhir di jeruji besi.

“Karna ada kerugian Negara disitu. Diduga yang terlibat mantan Napi tipikor. Kenapa APH tidak menindaklanjuti kasus ini, Karna kami dengar harus ada tim appraisal Harus turun. Kami mempertanyakan sudah sejauh mana kasus ini, mengapa kasus ini didiamkan?” ujarnya, Selasa, (2/1/2024).

Appraisal merupakan sebuah proses pemberian nilai berupa angka dan penaksiran atas benda nyata yang dilakukan melalui analisa oleh profesional. Tim appraisal biasanya akan melakukan penilaian berdasarkan kerugian fisik terlebih dahulu. Mencakup bentuk tanah, bangunan, lingkungan, dan lainnya. Baru kemudian menilai kerugian non fisiknya.

Dia mengatakan, para mahasiswa Morut di Palu berulang kali melakukan demonstrasi terkait asrama mahasiswa ini, namun sampai saat ini tidak kunjung ada kejelasan.

“DPRD Morut pun tampak bungkam atas kasus yang tidak jelas penyelesaiannya. Kerugian Negara yang terjadi tak membuat semua pihak terkait bergeming,” pungkasnya.

Perlu diketahui, kontraktor pelaksana proyek milyaran ini adalah PT. Megah Mandiri Makmur dan PT. Cahaya Tanah Wana. Lokasi proyek tersebut berada di kelurahan Lasoani, Kota Palu.