Geser Ke Bawah untuk baca artikel
Hukum dan KriminalKesehatan

Masifnya Dampak PLTU Captive dan Kecelakaan Kerja di Lingkar Industri Morowali Jadi Sorotan IP2MM

×

Masifnya Dampak PLTU Captive dan Kecelakaan Kerja di Lingkar Industri Morowali Jadi Sorotan IP2MM

Sebarkan artikel ini
#image_title

Morowali, 4 Oktober 2024 – Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Morowali (IP2MM) menginisiasi dialog publik untuk merespons dampak keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) captive dan meningkatnya angka kecelakaan kerja di kawasan industri tambang. PLTU captive, yang beroperasi dan dimiliki oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan listrik internal, dinilai oleh masyarakat lokal tidak memberikan manfaat positif yang signifikan.

Afid Riskiwan, Kepala Departemen PSDM IP2MM, mengungkapkan bahwa keberadaan PLTU captive di Morowali justru menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat sekitar, seperti meningkatnya kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan gangguan kulit. “Masyarakat yang tinggal berdampingan langsung dengan PLTU captive tidak merasakan dampak positif, malah harus menghadapi masalah kesehatan,” ujar Afid.

Selain itu, IP2MM juga menyoroti tingginya angka kecelakaan kerja di lingkar industri Morowali. Salah satu insiden terbesar terjadi pada 24 Desember 2023, ketika ledakan tungku di smelter nikel PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) menyebabkan 18 korban jiwa, yang terdiri dari 10 warga negara Indonesia dan 8 warga negara asing. Insiden ini menambah daftar panjang kecelakaan kerja di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), di mana sejak 2016 hingga 2022 telah terjadi 18 insiden dengan 21 korban jiwa.

Asrar menegaskan bahwa PLTU captive di kawasan industri menjadi masalah yang serius dan perusahaan harus bertanggung jawab atas dampak yang di timbulkanya, baik dari aspek lingkungan seperti kerusakan ekosistem laut dan sungai hingga polusi debu yang berdampak pada kesehatan masyrakat seperti penyakit ispa gatal-gatal dan lain sebagainya.

“Pemerintah harus lebih tegas dalam mengawasi perusahaan dan memastikan keselamatan para pekerja,” tambahnya.

Kawasan industri PT IMIP, yang menjadi pusat industri pengolahan nikel, mencatat empat perusahaan dengan riwayat kecelakaan kerja, yaitu PT ITSS, PT Cahaya Smelter Indonesia (CSI), PT Dingxin Stainless Steel (DSS), dan PT Sulawesi Mining Investment (SMI). IP2MM menyerukan agar ada langkah konkret untuk meningkatkan keselamatan kerja dan menekan dampak negatif yang ditimbulkan oleh PLTU captive di Morowali.

Hukum dan Kriminal

Kecelakaan kerja di kawasan PT. IMIP baru saja terjadi kemarin (28/09/24). Korbannya bernama Andri, seorang pekerja di Devisi Killen Konveyor PT. Walsin Nickel Industrial Indonesia (WNII). Berdasarkan penjelasan Serikat Pekerja…

Pemerintahan

POTRET SULTENG-Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melepaskan 282,74 lahan PT. ANA untuk dikembalikan kepada petani di Desa Bunta. Hal tersebut berdasarkan surat gubernur no 500.801/235/Ro.Hukum tentang Pelaksanaan Pelepasan Lahan Perkebunan PT….