Geser Ke Bawah untuk baca artikel
Sosial Budaya

Walhi-YPAL Minta Bupati Touna Tetapkan Status Tanggap Darurat

93
×

Walhi-YPAL Minta Bupati Touna Tetapkan Status Tanggap Darurat

Sebarkan artikel ini

POTRET SULTENG-Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulawesi Tengah bersama Yayasan Panorama Alam Lestari (YPAL) melakukan kajian awal banjir di 3 desa dari 5 desa yang diterjang banjir bandang, ketiga desa tersebut yaitu Desa Tayawa, Desa Korondoda dusun Gandalari dan Desa Bahari Kecamatan Tojo, Kabupaten Tojo Una-Una (Touna) pada Senin (22/1).

Direktur Walhi Sulteng Sunardi Katili yang langsung turun ke lokasi kejadian mengatakan, banjir yang menerjang 5 desa kali ini cukup parah jika dibanding banjir bandang yang pernah ada sebelumnya, seperti yang terjadi pada 2012 dan tahun 2021 silam.

Sehingga, kata dia, penting bagi Bupati Touna untuk menerbitkan surat keputusan tanggap darurat guna merepon cepat banjir bandang yang terjadi saat ini, sehingga penangannya lebih terarah dan maksimal.

Dia menambahkan berdasarkan informasi yang diperoleh dari warga setempat, peristiwa tersebut kerap terjadi disekitar bulan Desember atau Januari.

“Dimana terjadi curah hujan yang cukup tinggi di daerah hulu sungai,” tutupnya.

Senada dengan Deputi YPAL Fadhil menguraikan bahwa kondisi yang terjadi di 3 Desa Tayawa, Desa Korondoda dan Desa Bahari sudah cukup menjadi syarat untuk dikeluarkan surat keputusan Bupati Touna tentang tanggap darurat.

“Kondisi ini telah saya cek langsung ditempat kejadian banjir, lokasi pengungsian warga desa dan Posko Logistik dan Dapur Umum Dinas Sosial Kabupaten Touna di Desa Tayawa bersama Direktur Walhi Sulteng,” ungkapnya.

Dari hasil kajian awal mereka, ditemukan beberapa kondisi Desa Tayawa terdapat 5 rumah warga hanyut, 9 rumah rusak berat dan 219 rumah warga rusak ringan juga 1 orang meninggal dunia di Desa Bahari.

Kemudian, 236 Kepala Keluarga (KK) terdapat di dusun satu 7 KK, dusun dua 62 KK dan dusun tiga 167 KK Desa Tayawa ditambah 98 KK di Desa Bahari dan 20 KK di Dusun Gandalari Desa Korondoda, total 3 desa tersebut berjumlah 354 KK.

“5 KK dan 20 KK diantara 354 KK tersebut saat ini sedang berada di pengungsian Dusun Gandalari Desa Korondoda selebihnya kembali kerumah desa masing-masing,” jelasnya.

Selain itu, dampak keseluruhan rumah rusak ringan, berat dan hanyut berjumlah 233 rumah, ditambah 1 bangunan masjid terendam lumpur di Desa Tayawa juga jaringan PDAM yang menyuplai air bersih terputus di 5 desa.

“Selain terdampak pada KK, kerusakan rumah dan jaringan penyuplai air juga terdapat 1 irigasi rusak, mengakibatkan 340 hektar sawah di Desa Tayawa dan Dusun Gandalari Desa Korondoda tidak dapat dikelola,” bebernya.

Diketahui, pada Minggu (21/1/2024) terjadi hujan di hulu Sungai Tayawa, sekitar pukul 10.00 Wita hingga Pukul 17.00 Wita.

Kemudian sekitar pukul 15.30 Wita terjadi banjir, pada pukul 19.00 Wita air mulai surut kemudian terjadi lagi banjir susulan sekitar pukul 23.45 Wita yang menerjang 5 Desa Mawomba di Kecamatan Tojo Barat, Desa Tayawa, Desa Bahari, Desa Lemoro dan Dusun Gandalari Desa Korondoda di Kecamatan Tojo, Kabupaten Touna.

Saat ini akses menuju lokasi terdampak sudah bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat, namun masih terdapat genangan lumpur di beberapa titik khususnya di Desa Tayawa.

Tinggalkan Balasan