Geser Ke Bawah untuk baca artikel
Hukum dan Kriminal

Soroti Banjir Di PT IMIP, Jatam Sulteng Desak Pemerintah Lakukan Audit Lingkungan

×

Soroti Banjir Di PT IMIP, Jatam Sulteng Desak Pemerintah Lakukan Audit Lingkungan

Sebarkan artikel ini

POTRET SULTENG-Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), Sulawesi Tengah (Sulteng) mendesak pemerintah baik pusat maupun daerah untuk melakukan audit lingkungan.

Pernyataan ini menyusul adanya banjir yang terjadi di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, pada Rabu, 25 April 2023.

“Terkait dengan daya tampung dan daya dukung lingkungan di wilayah kawasan industri PT. IMIP. Kenapa hal ini perlu dilakukan karena mengingat banjir yang terus terjadi di wilayah kawasan industri tersebut,” ujar Koordinator Jatam, Muhamad Taufik, Kamis, (27/4/2023).

Tujuan audit, menurutnya untuk menilai kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundangan-undangan dan persyaratan lain yang relevan.

“Untuk melihat bagaimana kepatuhan perusahaan dalam memberikan jaminan keberlanjutan, sehingga tidak ada lagi bencana-bencana banjir yang terjadi dan terus berulang di wilayah kawasan industri tersebut,” jelasnya.

Taufik mengatakan, ketika audit tersebut dilakukan secara komprehensif, maka area masalah bisa terungkap dan memberikan rekomendasi untuk tindak lanjutnya.

Tak sampai disitu, Jatam juga mendesak pemerintah agar mengadopsi peraturan dan standar lingkungan yang lebih ketat. Untuk memaksa perusahaan di wilayah kawasan industri PT. IMIP, sehingga lebih patuh dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

“Agar tidak terjadi banjir yang terus berulang. Kami juga mengingatkan kepada pemerintah jangan selalu mengejar pendapatan dari sektor tambang, tanpa memperdulikan keberlanjutan lingkungan yang terus terdampak,” ungkapnya.

“Kami mencatat banjir yang terjadi di wilayah kawasan PT. IMIP bukan hanya kali ini saja terjadi, dalam kurun waktu 3 tahun terakhir kawasan lingkar industri PT. IMIP selalu dilanda banjir walaupun curah hujan sedang,” tambahnya.

Bukan hanya curah hujan yang tinggi, Taufik menyatakan banjir tersebut juga karena faktor berubahnya benteng alam yang dulunya sebagai penyangga kini menjadi wilayah kawasan industri.

“Sehingga menurunkan daya dukung dan daya tampung di wilayah tersebut, yang menyebabkan daerah itu terus dilanda banjir,” pungkasnya.