Potret Palu – Dalam Forum Group Discussion (FGD) bersama Komisi 2 Senat Universitas Tadulako (Untad), Rektor Untad, Prof. Amar, menyoroti visi institusi dalam menjadikan Untad sebagai entitas internasional yang unggul, tangguh, dan adaptif dalam kajian kebumian strategis.
Baca Juga: FGD Komisi 2 Senat Untad: Gali Potensi Lembaga Penelitian
Rektor menyampaikan bahwa fokus utama adalah lingkungan kebumian, dengan harapan penelitian-penelitian yang dilakukan akan memiliki nilai tambah terkait garis khatulistiwa. Ini mencakup berbagai aspek, seperti sistem pertanian, peternakan, dan kegiatan penelitian lainnya yang memiliki relevansi dengan lingkungan geografis wilayah.
“Feedbacknya masuk disitu, dan ini akan mewarnai sebenarnya sistem kurikulum,” ungkap Rektor Amar saat memberikan sambutan di FGD Komisi 2 Senat Untad, Sabtu(18/11/23).
Baca Juga: eLSAM Fisip Untad Luncurkan Program Dampingi Desa, Atasi Ancaman Narkoba dan Kekerasan Seksual
Lebih lanjut, Rektor menekankan perlunya kolaborasi dengan semua stakeholder untuk mendapatkan masukan bersama terkait perubahan visi.
Dalam konteks garis kebumian Palu Koro, Rektor menyoroti peran khusus dalam penelitian mitigasi bencana. “Kita juga banyak mengarah ke penelitian-penelitian yang terkait dengan mitigasi bencana,” ujarnya.
Baca Juga: Pimpinan Fakultas Hukum Untad Bantah Keterlibatan Dosen dalam Kasus Dugaan Pemukulan Mahasiswa
Prof. Amar juga mengatakan, akan ada penguatan dalam penelitian di bidang-bidang tersebut. “Nantinya bagi teman-teman yang konsentrasi yang misalnya di bidang kebumian, MIPA, Teknik dan sebagainya, kaitannya dilingkungan energi, garis kebumian, garis khatulistiwa,” ucapnya.
“Begitu juga garis Kebencanaan itu melahirkan Inovasi-inovasi penelitian dan pengabdian yang tentunya kita nanti bisa ekspor dibidang itu,” tambahnya.
Baca Juga: Senat Untad Gelar Rapat Brainstorming Hasilkan 6 Performa Di Bidang Penilitian Dan Pengembangan
Rektor menegaskan pentingnya rapat dan sosialisasi ulang sebagai langkah strategis dalam mengimplementasikan visi ini. Harapannya, upaya ini akan membawa Untad menjadi pusat keunggulan dalam kajian kebumian dan mitigasi bencana di tingkat internasional.
