PALU, POTRET SULTENG – Dalam peringatan hari tani nasional, aliansi masyarakat Sulteng melakukan aksi panggung budaya, dengan mengangkat tema, ‘petani berdaulat, tanah rakyat di gusur demi investasi?’ yang dilaksanakan di depan Universitas Tadulako, Senin (25/9/23).
Kordinator Aliansi Masyarakat Sulteng, Aulia Hakim mengatakan dalam dua periode kepemimpinan Jokowi, negara tidak memperlihatkan keberpihakkannya terhadap kaum tani dan masyarakat sipil.
“Kami aliansi masyarakat sulteng mendorong desakan yang lebih kuat lagi terhadap rezim saat ini, mengingat momentum hari tani nasional ini menjadi momentum terakhir di masa kepemimpinan rezim Jokowi. Namun, naasnya di dalam pantauan kami, dalam dua periode rezim Jokowi ini sama sekali tidak memperlihatkan keberpihakan negara atau rezim Jokowi terhadap kaum tani dan masyarakat sipil,” ungkapnya.
Dia mengatakan, terdapat 29 letusan konflik agraria yang terjadi di Sulawesi Tengah dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Aulia juga mengajak seluruh elemen masyarakat Sulawesi Tengah untul lebih objektif terhadap negara.
“Kami mau mengajak seluruh elemen masyarakat untuk lebih subjektif terhadap negara atau rezim hari ini, karena mengingat Bank tanah, Perppu Ciptakerja, OmnibusLaw dan juga hirilisasi Nikel kini mengintai seluruh masyarakat yang ada di Sulawesi Tengah,” tandasnya.