Ketua PW Muhammadiyah Sulawesi Tengah (Sulteng), Muhammad Amin Parakkasi, menyampaikan bahwa terdapat perbedaan awal Ramadan tahun ini. Ia menjelaskan bahwa perbedaan tersebut merupakan hal yang biasa dan wajar terjadi.
“Tahun ini, ramadhan ini, terjadi perbedaan awal Ramadhan. Ini perbedaannya itu memang sudah lumrah, sudah biasalah. Jadi tinggal kita saling memahami,” ujar Amin pada Senin (11/3/24).
Menurutnya, perbedaan ini disebabkan oleh metode penentuan awal Ramadan yang berbeda. Muhammadiyah, lanjutnya, menggunakan metode hisab dengan wujudul hilal untuk menetapkan awal Ramadan.
“Memang terjadi perbedaan metode dalam menetapkan awal Ramadhan, termasuk Idul Fitri. Muhamadiyah berpegang dengan metode hisab, dengan wujudul hilal, maka muhamadiyah menetapkan itu,” ucapnya.
Dalam konteks ini, Amin menghimbau kepada seluruh umat Islam untuk saling menghormati dan memahami perbedaan tersebut. Dia menegaskan bahwa hal ini sudah menjadi bahasan khilafiyah dan diyakini akan menyatukan tanggal pelaksanaan Idul Fitri.
“Saya menghimbau kepada semua umat Islam agar kita saling menghormati, saling memahami, ini sudah biasa. Yang saya kira sudah dibahas khilafiyah. Insyaallah lebaran nanti kita bersamaan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Amin juga mengajak umat Islam untuk menjalani ibadah Ramadan dengan penuh semangat, memanfaatkan segala keutamaan yang ada dalam bulan suci tersebut. Dia juga menekankan pentingnya tetap fokus pada proses demokrasi yang sedang berlangsung, dengan harapan agar proses pemilu tahun ini dapat berjalan dengan baik.
Dia berharap agar para penyelenggara KPU, pengawas, dan pihak terkait dapat terus berpartisipasi dengan baik dalam mengawal proses pemilu sehingga dapat menghasilkan yang terbaik bagi bangsa dan negara.
“Kepada para penyelenggara KPU, pengawas (Bawaslu), pihak-pihak terkait agar terus melakukan proses mensukseskan pemilu tahun ini. Kita berharap bisa menghasilkan yang terbaik,” pungkasnya.
