Geser Ke Bawah untuk baca artikel
Politik

Tim Relawan Balas Kritik TA Gubernur Soal Kontribusi Ahmad Ali

238
×

Tim Relawan Balas Kritik TA Gubernur Soal Kontribusi Ahmad Ali

Sebarkan artikel ini
Koordinator Relawan Muda Ahmad Ali (RAMAH Sulteng), Taslim Pakaya.

POTRET SULTENG-Relawan Muda Ahmad Ali (RAMAH Sulteng) mengkritisi ucapan Tenaga Ahli (TA) Gubernur Sulteng Andika yang mempertanyakan kontribusi Ahmad Ali untuk daerah Sulteng.

“Apa yang diutarakan oleh TA Gubernur Sulteng tersebut terlalu berlebihan tidak sesuai dengan konteks yang dibahasakan, sehingga menghilangkan subtansi apa yang menjadi keinginan perbaikan Ahmad M Ali untuk kesejahtraan rakyat Sulteng,” kata Koordinator RAMAH Sulteng, Taslim Pakaya, Senin, (10/6/2024).

Koordinator RAMAH Sulteng mengatakan apa yang disampaikan Ahmad Ali harus dimaknai secara positif. Kata dia, hal itu semata-mata untuk kepentingan Masyarakat Sulawesi Tengah.

“Karena faktanya pertumbuhan ekonomi Sulteng tidak berbanding lurus dengan penurunan kemiskinan secara signifikan,” ungkap Taslim.

Kata dia, pernyataan ini sangat mewakili keinginan masyarakat, karena memang sudah seharusnya distribusi ekonomi dirasakan oleh seluruh rakyat agar tercapai kesejahtraan bagi seluruh Masyarakat Sulteng.

Dia juga menepis pertanyaan TA Gubernur Sulteng soal kontribusi Ahmad Ali terhadap daerah.

“Komitmen Ahmad Ali tehadap kesejahtraan Sulteng bukan hanya hari ini, itu dibuktikan dengan pengakuan Gubernur Sulteng Rusdi Mastura bahwa Ahmad Ali menitipkan kepercayaan untuk menghapus air mata para pengungsi pasca bencana dan juga memotivasi kembali dirinya untuk maju Gubernur 2020,” jelasnya.

Pernyataan Ahmad Ali

Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali menyatakan fokus utamanya untuk kembali ke Sulawesi Tengah adalah ketimpangan ekonomi yang menghambat kemajuan provinsi tersebut.

Dalam pernyataannya, Ahmad Ali menegaskan pentingnya mengatasi paradoks ekonomi di Sulawesi Tengah, di mana pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak diiringi dengan penurunan angka kemiskinan yang signifikan.

“Saya adalah anak negeri dari provinsi Sulawesi Tengah. Saya kembali ke daerah pastinya karena merasa berkewajiban untuk mengkontribusikan diri saya, pikiran saya untuk kepentingan masyarakat Sulawesi Tengah. Saya harus keluar dari zona nyaman,” ujar Ahmad Ali, dilansir dari Tribunnews Palu.

Ahmad Ali mengakui bahwa masyarakat Sulawesi Tengah bangga dengan berbagai pencapaiannya sebagai politisi.

Namun, ia menekankan kebanggaan itu harus diterjemahkan menjadi tindakan nyata yang dapat memperbaiki kesejahteraan masyarakat.

“Selama ini masyarakat Sulawesi Tengah bangga dengan capaian saya sebagai seorang politisi. Tapi rasa bangga itu tidak membuat mereka sejahtera, rasa bangga itu tidak membuat mereka kenyang. Rasa bangga itu harusnya saya balas dengan kerja-kerja nyata untuk membangun Sulawesi Tengah dan mensejahterakan masyarakatnya,” ucap Ahmad Ali.

Isu utama yang disoroti Ahmad Ali adalah ketimpangan ekonomi yang terjadi di Sulawesi Tengah.

Meskipun provinsi ini mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua secara nasional, angka kemiskinan justru tidak mengalami penurunan yang berarti.

“Sulawesi Tengah adalah daerah yang sangat potensial, kaya. Tapi sayang, dalam proses pembangunan yang terjadi selama ini, capaian yang selalu didengung-dengungkan oleh pemerintah provinsi Sulawesi Tengah, seperti pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua secara nasional, sayang sekali tidak berbanding lurus dengan penurunan angka kemiskinan. Yang terjadi adalah kenaikan pertumbuhan yang berbanding sejajar dengan kemiskinan. Artinya, ada anomali dalam pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah,” jelas Ahmad Ali.

Anomali itu menurut Ahmad Ali, menunjukkan adanya ketidakadilan dalam distribusi hasil pertumbuhan ekonomi.

Karena hanya segelintir pihak yang menikmati hasilnya, sementara sebagian besar masyarakat masih terjebak dalam kemiskinan.

“Pertumbuhan ekonomi seharusnya dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya oleh sebagian kecil. Ini yang menjadi fokus utama saya. Saya ingin memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tengah bisa dinikmati oleh semua, sehingga tidak ada lagi ketimpangan yang merugikan masyarakat,” papar suami Nilam Sari Lawira tersebut.

Dengan berbekal dukungan masyarakat dan tekad untuk membawa perubahan, Ahmad Ali siap memimpin Sulawesi Tengah menuju pemerataan kesejahteraan.

Tinggalkan Balasan