Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palu, Idrus, mengungkapkan bahwa jumlah pemilih di Kota Palu mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan Pemilu 2019. Dan angka perbandingan Pemungutan Suara Ulang (PSU) antara tahun 2019 dan 2024 menunjukkan penurunan.
Menurut Idrus, PSU merupakan aspek penting dari pertanggungjawaban pekerjaan yang lebih akuntabel, transparan, dan bertanggung jawab bagi KPU. Setiap kesalahan dalam memberikan hak pilih di satu Tempat Pemungutan Suara (TPS) dapat melanggar hak kedaulatan pemilihan yang lainnya, terutama bagi peserta pemilu dari paslon, parpol dan calon perseorangan.
Baca Juga: KPU Palu Siap Gelar Pemungutan Suara Ulang, Berikut Lokasi dan Jadwalnya!
“Satu saja orang yang keliru memberikan hak pilihnya terhadap satu TPS itu melanggar hak kedaulatan pemilihan, wabil-khusus para calon yang berasal dari paslon kemudian partai politik, yang di dalamnya ada calon legislatif dan perseorangan ialah DPD,” ucap Idrus ke PotretSulteng.com pada Senin (19/2/24).
Meskipun jumlah PSU lebih sedikit pada tahun 2024, Idrus menegaskan bahwa partisipasi pemilih yang tinggi dalam melakukan pengawasan dan pencoblosan menjadi indikasi positif. “Kalau mengukur persentase PSU 2019 dan 2024 jauh lebih sedikit sekarang, ketimbang 2019,” ujarnya.
Dengan jumlah pemilih mencapai 271.124 pada tahun 2024, dibandingkan dengan 213.957 pada tahun 2019, terlihat adanya minat yang lebih besar dalam proses demokrasi di Kota Palu.
“Jumlah pemilih kita lebih banyak sekarang dari 5 tahun lalu. TPS PSU justru lebih sedikit,” tambah Idrus.
Meski terdapat margin eror sebanyak 9 TPS, namun peningkatan jumlah pemilih dan partisipasi yang tinggi memberikan gambaran positif tentang kesadaran politik dan keinginan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum.
