Kaum muda bersuara untuk menuntut keadilan iklim global, melalui gerakan Kaum Muda Bersuara (KASUARA).
Sejumlah anak muda generasi milenial dan Gen-Z yang terhimpun dalam wadah Green Student Movement (GSM) dan Green Youth Movement (GYM) berkumpul di salah satu sudut Kota Palu (21/11/24), membicarakan krisis iklim yang semakin nyata hari ini. Mereka menyuarakan keprihatinan terhadap nasib planet bumi yang semakin terancam oleh meningkatnya suhu bumi dari waktu ke waktu.
Pokok persoalan ialah tidak konsistennya upaya dekarbonisasi menuju target tahun 2030 dan Zero Net Emission di tahun 2060. Semakin pesatnya penggunaan energi fosil dan kotor untuk menggerakan ekonomi, termasuk penggunaan PLTU Batu Bara untuk menggerakan manufaktur hlirisasi nukel di Morowali dan Morowali Utara.
Padahal, konon katanya, hilirisasi nikel di Sulawesi Tengah katanya untuk menyuplai bahan pembuatan baterai kenderaan listrik dan perangkat elektronik lainnya. Namun, kenyataannya industri hilirisasi nikel untuk menghasilkan baterai kenderaan listrik justru dihasilkan dengan cara yang kotor, yaitu penggunaan PLTU.
Oleh sebab itu, slogan Kaum Muda Bersuara (KASUARA) merupakan gerakan moral kaum muda di Sulawesi Tengah untuk menyuarakan hak-hak mereka terhadap keadilan iklim. Karena kita berkejaran dengan upaya menyelamatkan bumi dari krisis iklim.
Temu dan diskusi kaum muda tersebut diperkaya dengan informasi yang disampaikan oleh setiap orang yang hadir berkenan dengan testimoni mereka terkait apa yang mereka rasakan hari ini. Juga pemantik diakusi oleh Azmi Sirajuddin (Direktur EKONESIA), serta Arianto Sangaji (Peneliti YTM).
Dinamisator kegiatan Yogi dan Wandi (WALHI Sulteng), menyatakan bahwa kegiatan ini upaya untuk menggerakan potensi kaum muda sebagai generasi terdepan mempelopori kesadaran iklim di tingkat lokal.