Geser Ke Bawah untuk baca artikel
Pemerintahan

Atasi Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg, Pemda Poso Gelar Rapat Dan Sidak

×

Atasi Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg, Pemda Poso Gelar Rapat Dan Sidak

Sebarkan artikel ini

POTRET SULTENG-Pasca ditutupnya Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) Pandiri tabung gas elpiji kemasan 3 kg menjadi langka dipasaran Kota Poso.

Kelangkaan tersebut membuat harga tabung gas ijo itu naik dikisaran harga 50-60 ribu rupiah pertabung. Persoalan tersebut menjadi pembahasan rapat bersama Sekretaris Daerah Kabupaten Poso Frits Sam Purnama, SH, M.Ap dengan instansi terkait, di ruang kerja Sekda Poso, Selasa (2/5/2023).

Kendala lain dari persoalam melonjaknya gas elpiji 3 kg tersebut juga dipicu oleh armada pengangkutan dari Kabupaten Parigi ke Poso tidak melayani permintaan tabung gas yang baru sehingga Kabupaten Poso kehilangan kuota tabung gas kemasan 3 kg tersebut 2.240 tabung setiap harinya.

Dalam arahannya, Sekda memerintahkan untuk melakukan pengawasan secara ketat ke pangkalan-pangkalan sampai kepelosok desa. Ia juga menghimbau ASN Poso untuk sementara tidak menggunakan gas elpiji kemasan 3 kg agar tidak semakin langka dipasaran.

Selain itu, kata dia untuk upaya lain yang dilakukan Pemda yakni secepatnya akan bersurat ke pihak Pertamina untuk mempercepat proses penyelesaian SPBE Pandiri sehingga tidak kehilangan kuota tabung gas kemasan ijo.

“Kenaikan harga gas LPG 3 kg ini terjadi akibat LPG bersubsidi dianggap masih belum tepat sasaran. Tabung gas LPG bersubsidi 3 kg hanya diperuntukkan bagi konsumen pengguna tertentu, yaitu kelompok rumah tangga, usaha mikro, nelayan sasaran, dan petani sasaran yang telah terdata dan tercantum dalam data by name by address dengan peringkat kesejahteraan dari kementerian atau lembaga terkait yang dapat membeli LPG dengan pembatasan volume pembelian per bulan per pengguna,” ungkapnya.

Namun fakta di lapangan tidak demikian, karena menurutnya mana masih terdapat kalangan masyarakat mampu dan menengah yang juga menggunakan LPG bersubsidi, sehingga kerap mengakibatkan kekurangan stok yang tersedia.

Dari hasil rapat tersebut, didapatkan data Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk gas elpiji 3 kg adalah sebesar Rp. 21.800,- untuk wilayah Poso Kota bersaudara, Poso Pesisir bersaudara, dan Lage.

Sedangkan, HET untuk wilayah Pamona Utara, Pamona Puselemba, dan Pamona Timur adalah sebesar Rp. 23.000,-. Namun, harga di tingkat konsumen ditemukan naik hingga Rp. 50.000,-. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Poso khususnya OPD terkait akan melakukan sidak gas elpiji 3 kg hingga ke tingkat pengecer dengan melibatkan pihak kepolisian setempat.

“Saat ini, pemerintah terus berupaya dalam mengendalikan kenaikan harga gas 3 kg di lapangan secara bertahap, sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku,” tutupnya.

Turut hadir dalam rapat tersebut, Pejabat Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Poso, Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Kabupaten Poso bersama pejabat esselon 3, Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kabupaten Poso.

Selanjutnya, Kasat Pol-PP Kabupaten Poso yang diwakili oleh Kabid Trantib, Kabag Ekonomi Setdakab Poso, Kabag Hukum Setdakab Poso, Kabag Humas dan Protokoler Setdakab Poso, Camat Poso Kota, Camat Poso Kota Selatan, serta perwakilan dari PT. Arba dan PT. Miko sebagai agen gas LPG 3 Kg.