POTRET SULTENG-Pengurus Koordinator Cabang (PKC), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Sulawesi Tengah mendatangi Mabes Polri. Selasa 26 Agustus 2024.
Kedatangan PKC PMII Sulteng ini untuk melaporkan Kapolda Sulteng dan Kapolres Kota Palu bertanggungjawab terkait tindakan represif aparat kepolisian terhadap mahasiswa.
Sebelumnya Aliansi Mahasiswa Se-Kota Palu menggelar aksi demo penolakan revisi Undang-Undang Pilkada. Aksi bermula damai itu berakhir ricuh saat mahasiswa memaksa masuk untuk melakukan audiensi dengan anggota DPRD.
Akibat berbenturan dengan aparat, tiga orang mahasiswa menjadi korban kekerasan dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Bahkan, salah satu di antaranya masih dalam keadaan kritis hingga saat ini.
Tiga korban terbit yakni atas nama Ayub, Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako (Untad), Rafi Akbar dan Thoriq Ghifari Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) di kampus serupa.
Oleh sebab itu, PKC PMII Sulteng mengecam tindakan represif yang dilakukan oleh oknum-oknum aparat tersebut.
PKC PMII Sulteng menilai Kapolda Sulteng dan Kapolres Palu telah gagal melakukan tugasnya sebagai pengayom masyarakat karena aparatnya telah melakukan tindakan represif.
Menurut PKC PMII Sulteng, pembatasan kebebasan berpendapat di muka umum telah menimbulkan citra buruk bagi aparat kepolisian, akibat berbagai tindakan represif yang kerap kali terjadi.
PKC PMII Sulteng juga menilai pihak kepolisian tidak lagi menempatkan sikap netralitas dan profesionalitas saat aksi tersebut.
Oleh sebab itu, PKC PMII Sulteng kemudian mendesak Kapolri untuk mencopot jabatan Kapolda Sulteng dan Kapolres Kota Palu.
