Geser Ke Bawah untuk baca artikel
Hukum dan Kriminal

Penyebab Banjir Di Palu, WALHI Sulteng Tuding Perusahaan Tambang Sebagai Biang Kerok

×

Penyebab Banjir Di Palu, WALHI Sulteng Tuding Perusahaan Tambang Sebagai Biang Kerok

Sebarkan artikel ini
Banjir di Kota Palu. (FOTO:IST).

POTRET SULTENG-Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Sulawesi Tengah menyebut bencana banjir di Kota Palu merupakan masalah yang takkan pernah usai.

WALHI Sulteng menuding bahwa perusahaan pertambangan sebagai biang kerok. Hal ini ditandai dengan adanya berbagai aktivitas pertambangan di Kota Palu.

Seperti kegiatan pemangkasan dan pengerukan hingga musim penghujan datang yang dilakukan secara masif oleh Pertambangan Emas Citra Palu Mineral (CPM), sehingga mengakibatkan kerusakan ekologis.

“Banjir diakibatkan oleh terjadinya ketimpangan serta ketidak seimbangan daya dukung dan daya tampung lingkungan,” tegas Kampainer Walhi Sulteng, Wandi saat merespon bencana banjir yang belum lama ini terjadi di Kota Palu, Jum’at, (12/7/2024).

Selain itu, dia juga menyoroti terkait tambang batuan dan pasir yang berada di bagian wilayah Palu Barat, Kelurahan Buluri dan Watusampu.

“Penyumbang terbesar polusi udara dan kerusakan lingkungan berdampak terhadap masyarakat lingkar tambang,” ungkapnya.

Bencana banjir yang terjadi di bulan Juni kemarin hingga menyebabkan ruas jalan pesisir Palu dan Donggala tertutup material berupa kerikil, diduga kuat berasal dari aktivitas pertambangan galian C tersebut.

Berdasarkan catatan BPJN Sulteng, ada 33 Izin pertambangan galian C di Kelurahan Buluri dan Watusampu dengan luas 546.01 hektare.

WALHI Sulteng menilai RTRW kota Palu nomor 16 tahun 2010-2030 sebagai kawasan rawan bencana. Dia menduga pemerintah tidak serius dalam upaya melakukan pencegahan.

“Sehingga menjadi kekhawatiran masyarakat Kota Palu yang sewaktu-waktu sungai bagian hulu tiba-tiba banjir menyasar ke rumah-rumah warga. Hal tersebut sangat merugikan masyarakat,” bebernya.