POTRET SULTENG-Peristiwa konflik yang terjadi di Kabupaten Poso sejak 25 Desember 1998 hingga 20 Desember 2001 membawa luka mendalam bagi Masyarakat Poso.
Wartawan senior, Jafar G. Bua mengatakan, jurnalis damai menjadi sangat penting untuk menyebarluaskan informasi kejadian peristiwa konflik di Poso. Sehingga, jurnalis damai dalam memainkan perannya perlu kehati-hatian.
Dalam konteks peristiwa konflik, jurnalis damai memiliki peran sangat signifikan di konflik itu. Sebab, jurnalis damai berfokus pada karya jurnalistik yang tidak menghasilkan provokasi.
“Memproduksi berita yang tidak berat sebelah, memiliki sisi humanisme kepada korban bukan kepada darah. Tetapi, dampak dari konflik itu,” ujarnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa peliputan peristiwa konflik memiliki risiko yang sangat besar terutama pada keselamatan diri.
“Untuk liputan ke daerah konflik, kita sebagai wartawan perlu membangun kontak dengan kedua belah pihak yang bertikai,” jelasnya.