Geser Ke Bawah untuk baca artikel
Hukum dan Kriminal

Akhirnya Konflik Wartawan Dan Kasubag Protokol Donggala Berujung Damai

18
×

Akhirnya Konflik Wartawan Dan Kasubag Protokol Donggala Berujung Damai

Sebarkan artikel ini
Wartawan Likein.id, Sadam bertemu dengan Kasubag Protokol dan Komunikasi Setda Donggala bernama Fitriyanti, S.sos.

POTRET SULTENG-Konflik antara  wartawan Likein.id bernama Sadam dengan Kasubag Protokol dan Komunikasi Setda Donggala bernama Fitriyanti, S.sos, akhirnya berujung damai.

Sebelumnya, konflik keduanya bermula saat Sadam ingin melakukan peliputan di kegiatan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Donggala.

Pada saat itu, kegiatan tersebut menghadirkan Bupati Donggala Kasman Lassa. Saat hendak mengambil gambar dan video, tiba-tiba Protokol dan Komunikasi Setda Donggala bernama Fitriyanti tersebut menghalang-halangi kegiatan jurnalistik wartawan Likein.id.

Dikutip dari Harian Sulteng, Kamis, (13/7/2023), sehari setelah itu, ia mengundang Sadam untuk bertemu sekaligus mengklarifikasi terkait kejadian tersebut.

“Saat itu saya tanya baik-baik Bapak dari media mana, teman saya juga menanyakan ada id card? Tetapi setelah itu dijawab ‘kenapa, saya tidak bisa meliput?” kata Vivi menirukan percakapan dengan Sadam kala itu, Rabu malam (12/7/2023).

Mendengar hal itu, Vivi mengatakan kepada Sadam silahkan jika ingin meliput tetapi pemberitannya tidak dilebih-lebihkan.

Sebab, dirinya mendengar perkataan Sadam yang merasa dihalang-halangi oleh pihak Protokol Donggala.

Ia juga meminta Sadam untuk melapor terlebih dahulu ke pihak panitia sebelum mengambil gambar di lokasi kegiatan.

“Saya tidak larang meliput, silahkan. Hanya saja jangan ditambah-tambah atau dikurangi. Sebab ada kata menghalangi. Saya bilang boleh lihat hp-nya, bapak jawab ‘itu privasi saya’. Saya jawab iya kalau bisa jangan menulis menghalangi, karena kami tidak pernah menghalangi,” jelas Vivi.

Jika dianggap menghalangi, Vivi menyebut dirinya justru mempersilahkan jurnalis mewawancarai Bupati Donggala seusai kegiatan.

Terlepas dari hal itu, ia meminta maaf karena menilai permasalahan ini disebabkan adanya kesalahpahaman.

“Saya meminta maaf kalau ada salah. Kami tidak pernah menghalang-halangi, justru merasa terbantu oleh media,” kata Vivi.

Sementara itu, Sadam menyatakan kala itu membawa id card atau tanda pengenal namun tidak ditanya oleh Vivi.

Di sisi lain, ia merasa keberatan karena Vivi bertanya kepadanya dengan nada suara yang tinggi di tengah acara berlangsung.

“Ada id card, tapi Ibu tidak menanyakan. Kemudian suara Ibu keras sementara suasana acara khidmat,” katanya.

Terkait harus melapor ke pihak panitia, Sadam merasa selama ini aman-aman saja ketika meliput agenda pemerintahan.

Tinggalkan Balasan