Geser Ke Bawah untuk baca artikel
Ekonomi

Sektor Pertanian Sulteng Masih Dalam Tren Positif, Meski Dilanda Fenomena El Nino

89
×

Sektor Pertanian Sulteng Masih Dalam Tren Positif, Meski Dilanda Fenomena El Nino

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Sulawesi Tengah Nelson Metubun.

POTRET SULTENG-Peristiwa El Nino atau Fenomena pemanasan suhu muka laut yang terjadi beberapa bulan belakngan ini rupanya tak memberikan dampak signifikan untuk sektor pertanian.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Sulawesi Tengah Nelson Metubun. Dikatanya bahwa tren pertumbuhan pertanian relatif positif.

“Alhamdulillah, meski di tengah terpaan ancaman kekeringan atau El Nino, sektor pertanian Provinsi Sulteng menunjukkan tren positif,” ungkapnya, dilansir Sabtu, (4/11/2023).

Sulteng juga, kata dia masuk dalam empat provinsi di Indonesia yang mengalami peningkatan dalam sektor pertanian meski terjadi El Nino, bersama Sumatera Barat, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal ini berdasarkan pernyataan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan.

Nelson juga menjelaskan berdasarkan rilis data Kementerian Pertanian yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi kenaikan luas panen pada periode Januari-Oktober 2023 sebesar 8.231 hektare atau 6,02 persen dibandingkan Januari-Oktober 2022.

Selanjutnya, pada periode yang sama pada 2023, dari sisi produksi terjadi kenaikan sebesar 58.192 ton atau 9,66 persen menjadi 660.809 ton gabah kering panen (GKP) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 602.617 ton GKP.

“Produktivitas juga mengalami peningkatan yang signifikan, diperkirakan produktivitas padi Sulteng akan mencapai 45,58 kuintal per hektare dibandingkan tahun lalu 44,06 kuintal per hektare atau tumbuh 1,51 kuintal per hektare dengan persentase kenaikan 3,43 persen,” katanya.

Menurut dia, hal tersebut dikarenakan langkah strategis telah dilakukan pemerintah daerah dalam mengantisipasi dampak fenomena El Nino, dengan telah melayangkan surat antisipasi dampak El Nino sektor pertanian ke kabupaten/kota pada Mei 2023.

Dalam surat tersebut, terdapat instruksi yang harus dilakukan setiap pemerintah daerah kabupaten/kota di antaranya menyesuaikan waktu tanam dengan gejala El Nino, menyiapkan sarana produksi, menyiagakan brigade organisme pengganggu tanaman, penyiapan sumur artesis, dan melakukan koordinasi dengan instansi terkait menyangkut pengairan, serta distribusi pupuk.

Pemda Sulteng, kata Nelson, juga melakukan rapat koordinasi bersama BMKG terkait prediksi El Nino, PT Asuransi Jasindo untuk perlindungan bagi petani, Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) serta pemangku kepentingan lainnya sebagai langkah-langkah antisipatif.

“Dalam rakor tersebut dihasilkan Pemda Sulteng melalui Dinas TPH menyiapkan benih cadangan sebesar 9.000 hektare untuk tanaman padi, 3.000 hektare untuk jagung dan 781 hektare untuk kedelai,” ujarnya.

Selain itu, setiap kabupaten/kota menyiapkan lahan minimal 1.000 hektare sebagai lahan cadangan pangan dan Pemda Sulteng melalui UPTD Proteksi Dinas TPH menyiapkan sarana dan prasarana brigade penanggulangan dampak perubahan iklim (DPI).

“Semoga apa yang ditunjukkan oleh para petani kami di Sulteng, khususnya ketangguhan mereka dalam menghadapi El Nino dapat menjadi motivasi untuk menjadikan Sulteng sebagai daerah penyangga pangan utama Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara terwujud,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan